3. Taat Setia Kepada Pemimpin
Didalam kehidupan orang melayu, "orang yang dituakan" atau pemimpin amatlah penting. Karenanya, pemimpin wajib dihorrmati, ditaati, dan dipatuhi sepanjang ia menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar. Pemimpin yang dikemukakan oleh masyarakatnya disebut ditinggikan seranting, didahulukan selangkah, lazimnya diambil atau dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu. Orang inilah yang dijadikan ikutan, contoh, dan teladan yang lidahnya asin, pintanya kabul, yang dianggap mampu mendatangkan kedamaian, ketertiban, dan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena pemimpin adalah orang pilihan, berwibawa, dan memliki berbagai keutamaan dan kelebihan, sebagai contoh dan teladan, dan sebagainya. Maka adat melayu mewajibkan anggota masyarakatnya untuk mendukung dan membantunya sekuat daya masing-masing.
Acuan pantang mendurhaka ini ditujukan kepada pendurhakaan pemimpin yang terpuji, adil, dan benar. Bukan terhadap pemimpin yang menyalah, zalim, dan sebagainya. Hal ini tercermindalam ungkapan, "raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah", jadi, hanya pemimpin yang adil dan benar-benar sempurna wajib ditaati, sedangkan pemimpin yang zalim haruslah disanggah, dilawan, disingkirkan, atau setidak-tidaknya diberi peringatan dan teguran. Anjuran yang berkaitan dengan ketaatan terhadap pemimpin antara lain tertuang dalam butir-butir tunjuk ajar berikut :
kalau hendak membuat lepat
ambillah pulut dari penanggah
kalau hidup hendak selamat
terhadap pemimpin usah menyalah
Komentar