4. Persatuan Dan Kesatuan, Gotong Royong Dan Tenggang Rasa
Tunjuk ajar melayu mengutamakan persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi kegotongroyongan, dan mengekalkan tenggang rasa di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Orang tua-tua menegaskan, bahwa rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan, serta bertenggang rasa adalah inti kepribadian melayu. Mengacu prinsip bahwa pada hakikatnya manusia adalah bersaudara, bersahabat, dan berkasih sayang, maka tunjuk ajar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan, gotong royong, dan tenggang rasa senantiasa hidup dan diwariskan secara turun temurun. Sikap dan pandangan orang dan masyarakat melayu terhadap prinsip persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan, dan bertenggang rasa dapat dipahami dari pantun berikut:
Ketuku batang ketakal
Duanya batang keladi muyang
Kita sesuku dengan seasal
Kita senenek serta semoyang
Kangdungan isi ungkapan ini secara jelas menunjukkan sikap orang melayu menganggap manusia seluruhnya bersaudara karena dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan Hawa. Oleh karenanya, setiap orang patut dan layak memelihara hubungan baik dan persaudaraan, tanpa memandang suku dan bangsanya. Dalam ungkapan lain juga ditegaskan perwujudan rasa persaudaraan itu seperti ungkapan “senasib sepenanggungan, seaib semalu”.
Komentar